Review Suzuki GSX-R150, Mesin dan Riding Position

Waktu memang sangat kejam, tidak terasa lamanya sejak saya memiliki seorang partner dalam melintasi jalanan ibu kota Jawa Barat ini, yup tepatnya pada tanggal 28 Februari yang lalu saya membeli sebuah motor Suzuki GSX-R150.


Foto disebelah kiri adalah foto yang diambil pada tanggal 8 September 2017, sedangkan foto disebelah kanan adalah foto yang diambil pada tanggal 28 Februari 2017. Untuk foto yang disebelah kiri sengaja saya edit terlebih dahulu karena foto originalnya memiliki pencahayaan yang kurang baik (T.T). Ok disini saya ingin me-review kembali soal performansi dan kenyamanan selama menggunakan motor ini.

(1. Mesin)
Berdasarkan spesifikasinya, mesin Suzuki GSX-R150 ini mengusung konsep overbore. Ternyata memang benar, motor ini sangat enak jika digunakan pada RPM tinggi. Rata-rata RPM yang paling sering saya capai adalah antara 5000-8000 RPM dalam kondisi normal, namun saat saya mulai melaju diatas 8000 RPM entah mengapa dan bagaimana feeling dalam berkendaranya justru lebih 'nikmat'. Bahkan sampai RPM 11000 pun justru malah semakin nampol (saya belum pernah mencapai hingga 13000 RPM sampai saat ini karena takut gan, bikin merinding).

Untuk mesin sekelas overbore seperti ini, saya sempat mengira bahwa konsumsi bahan bakarnya akan sangat boros. Akan tetapi selama ini ternyata cukup irit jika kita bisa mengatur penggunaan RPM-nya. Antara perjalanan luar kota dengan di dalam kota memang tidak pasti sama dalam konsumsi bahan bakarnya. Untuk perjalanan di dalam kota rata-rata konsumsi bahan bakar berdasarkan informasi yang disediakan pada speedometer, rasio pribadi saya adalah antara 39Km/l - 42Km/l. Itu pun tergantung mood saya ketika sedang berada di jalan (>.<). Sedangkan untuk perjalanan luar kota rasio pribadi saya adalah antara 42Km/l - 48Km/l. Jika saat touring bersama rekan-rekan bahkan bisa mencapai 48Km/l. Lumayan irit menurut saya.

(2. Riding Position)
Motor ini memiliki sistem aerodinamis yang sangat baik. Hal ini bisa dilihat pada bagian body motor dari depan hingga ke belakang. Ukuran windshield juga cukup lebar, sehingga jika kita menunduk aliran udara dari depan bisa dengan mudah mengalir ke belakang. Handling nya cukup baik, sangat stabil baik dalam lintasan lurus maupun dalam melahap setiap tikungan. Karena memiliki bentuk yang sangat aerodinamis maka tidak heran jika posisi berkendaranya sedikit lebih menunduk. Hal yang paling menjengkelkan adalah dalam kondisi padat merayap. Bahu sebelah kiri, pergelangan tangan sebelah kanan, lalu punggung akan terasa pegal.

Sebagai perbandingan dalam hal riding potition di kelas sport fairing 150cc, saya lebih memilih New CBR 150R dari segi kenyamanan berkendara. Sedangkan untuk R15 v2 secara garis besar memiliki riding potition yang mirip dengan GSX-R150 (R15 v3 saya belum pernah coba gan).


Kesimpulannya motor ini sangat berjiwa sport, dari mulai riding position yang cenderung menunduk hingga kemampuan mesin yang mendukung kecepatan pada putaran atas. Meskipun mengusung konsep mesin pada putaran atas, motor ini tetap memiliki konsumsi bahan bakar yang irit, tergantung bagai mana rider mengatur bukaan gas serta mengatur RPM dalam berbagai macam kondisi dijalan. Oh iya, selain itu alasan utama saya mengapa membeli motor ini adalah fitur keyless. Fitur ini sangat memudahkan sekali bagi saya. Klo misalnya GSX-S150 sudah menggunakan keyless saya mungkin tidak akan menggunakan GSX-R150 saat ini :D

Comments

Popular posts from this blog

Indikator peringatan di motor Vixion menyala? (Bagian terakhir)

Indikator peringatan di motor Vixion menyala?

Indikator peringatan di motor Vixion menyala? (Bagian ke-2)